Menuju Tempat Baru – Kisah setiap insan tidaklah sama. Begitu juga beberapa lembaran hidupku. Entah apa yang sudah ditulis olehNya untukku setelah ini. Aku hanya bisa mencoba yang terbaik didalamnya.
Mengaduh
Jika boleh aku berbincang sedikit denganNya di dunia. Bukan hanya lewat doa tengah malam, atau diselah sujud yang kau idamkan aku melakukannya sepanjang umur ini. Tuhan, aku merindukanMu.
Bahkan jika aku yang dulu selalu pergi dari sisiMu. Mengabaikan setiap belaianMu yang selalu datang tanpa kenal waktu. Aku tetap saja merindukanmu. Dari jauh, dari sela-sela kegelapan yang kulalui.
Aku tahu Engkau tak pernah sibuk. Engkau selalu mendengarkan isi hatiku, ummatMu ini disetiap waktuku mengeluh. Meskipun, tak pernah Engkau langsung memberikan apa yang kuminta. Meskipun kau selalu menguji untuk aku selalu mendekat dan mendekat lagi, mengingatMu Tuhan.
Aku yakin Engkau selalu ada bersamaku, menemani di setiap sisi dunia ku berpijak. Memelukku disaat aku lemah. Dan dengan segala kuasaMu, Engkau buat kepingan cermin hidup yang kusam ini menjadi sempurna untukku. Ya, aku yakin itu.
Mencoba Kembali
Ya Allah, maafkan aku yang sering menjauhiMu. Bukan karena aku bosan denganMu, namun karena kerinduan tak berujung ini belum ada tempat yang tepat untuk mencurahkannya. Atau hanya karena hati ini tidak bisa jujur untuk dekat denganNya?
Akhir 2015 yang lalu, mungkin itu segala intropeksi diri mulai berkumpul. Aku orang yang kacau. Seperti kaca pecah, tercecer sesuka hati hingga sulit utuh lagi. Aku hanya mencari kebenaran, untuk bisa dekat denganNya. Sekali lagi.
Seperti biasa, tiap malam datang aku terpaku di depan monitor komputerku. Belajar, atau hanya sekedar mencari kesenangan duniaku? Aku tak tahu tepatnya. Namun saat itulah Allah mencoba mengetukKu untuk berubah.
Bertemu
Lewat dinding pencarian yang sudah menjadi langgananku selama ini. Aku diarahkan olehNya kepada seni perbaikan diri. Tertulis, ”Pesantren Yang Fokus Pada Qur’an Dan Bisnis Online”. Dua hal yang sedang rindu sedang menjadi satu didalamnya. Sintesa namanya.
Klik. Kucoba untuk melangkah lebih dalam pada website itu. Tiap lembarnya aku baca, menarik. Walau pada poin tersendiri aku masih harus melihat kebelakang lagi. Ya, beberapa persyaratan cukup penting belum bisa kupenuhi dalam waktu dekat ini.
Mungkin Allah sedang menguji, menagih janji tentang kerinduanku kepadaNya. Walau belum bisa langsung untuk sekarang, mendaftar menjadi calon angkatan 3 saat itu. Masih penuh banyak waktu untukKu menjemput kembali kesempatan itu.
Aku yakin itu, untuk apa Dia memberikan pesan jika tidak untuk datang menemuiNya?
Jalan
Kucoba berpikir ulang, setengah tahun kedepan terbuka lagi kesempatan. Ya, aku harus bekerja lagi. Mengisi hariku dengan sedikit kebosanan. Untuk bisa memenuhi panggilanNya, kucoba apapun yang kubisa.
Setengah tahun telah berlalu, aku izin resign. Walau dengan segala berat hati, tanah yang terpupuk di tempat kerja itu akhirnya kubongkar lagi, mencoba mengisinya dengan yang lebih baik lagi. Ya, saatnya aku mendaftar di Sintesa.
Hari pendaftaran kurang satu hari lagi, entah kenapa aku malah begadang menantinya. Dengan kecemasan yang entah bagaimana aku tunggu sambil bermain-main dengan komputerku.
Mencoba Menjawab
Jam 12 tengah malam kulihat lagi ke websitenya, kubuka lagi tempat pendaftarannya. Masih belum terbuka. Mungkin nanti, ujarku.
Jam satu dini hari aku mencoba lagi, belum. Apa batal dirilis? Entah mungkin karena sudah menanti cukup lama atau karena aku orang yang kurang sabar. Aku mencoba beberapa kali saat itu.
Hingga akhirnya saat itu hampir jam tiga dini hari, pendaftaran sudah mulai dibuka. Aku dengan antusias mengisinya. Hingga sampai kolom visi misi disana, aku terjaga. Ini tidak akan selesai hari ini. Namun, aku tetap saja meneruskannya sampai selesai.
Setelah itu aku terdiam. Mencoba lagi berselancar ke masa lalu. Banyak hal yang belum aku terselesaikan, aku harus bisa. Sekilas aku teringat, malam masih panjang. Mungkin Dia sedang menemaniku dengan sangat dekat saat ini. Kenapa tidak kucoba saja mengeluh?
Berserah Diri
Kuambil air wudlu, kugelar sajadahku untuk menari perhatianNya. Kukeluhkan beberapa untaian kata merdu yang pernah aku tahu. Saat itu, seperti bernostalgia lagi denganNya. Walau aku masih belum benar-benar bisa berjumpa denganNya.
Tak terasa, mungkin aku sudah melewati mimpi sampai aku sadar. Ufuk merah di timur mulai ingin menyapa. Dalam bangun itu kusapa lagi Dia, Allah yang Maha Kuasa. Untuk mendapatkan setiap inci kejutan dariNya.
Mungkin aku jauh, mungkin aku dalam sela masih sering lupa denganNya. Namun, Kau masih saja menghiburku. Beberapa hari setelah itu, untaian keluh yang kusampaikan masih saja sempat kau balas.
Saat pengumuman itu pun tiba. Empat hari menunggu di masa itu terlalu lama. Pagi terakhirnya sebelum mulai benar bercahaya. Kringg!! Mungkin itu sebagian yang aku harapkan. Aku menggapainya, handphone usang yang menemaniku sehari-hari menyapaku dengan nomor asing.
Jawaban Dari Pencarian
”Halo mas, kamu lolos untuk tahap pertama mendaftar di Sintesa.” Seperti itulah kurang lebih yang aku dengar. Alhamdulillah aku lolos, terimakasih Allah. Kau masih saja membalas salam rinduku, walau jiwa ini sudah lama tak bersemi dengan namaMu.
Sebagian kisah yang kutulis dariku yang belum lama ini bergabung dengan Sintesa. Pesantren Al-Qur’an dan Bisnis Online. Belajar bersama dengan insan yang merinduMu dan mencoba membangun keyakinanKu atas setiap janjiMu.