5 Rumah Adat Jawa Tengah Yang Masih Dilestarikan!

Rumah Adat Jawa Tengah – Indonesia mempunyai banyak kebudayaan. Untuk membicarakan warisan budaya yang Indonesia tentunya tidak akan pernah ada habisnya. Salah satunya adalah tentang rumah adat Jawa Tengah.
Membicarakan tentang rumah adat Jawa Tengah ini, kita secara otomatis akan terpikirkan salah satu rumah adat yang sangat umum dibicarakan oleh masyarakat Jawa, yaitu rumah Joglo. Padahal sebenarnya rumah adat yang berada di daerah Jawa bagian Tengah tersebut tidak hanya rumah tersebut.

Hal tersebut menjadikan seolah-olah rumah Joglo telah menjadi jati diri masyarakat Jawa. Hal itu sama saja sebagaimana rumah gadang oleh orang Minangkabau. Tidak hanya Jawa Tengah, rumah adat Yogyakarta dan Jawa Timur juga memiliki ciri khas sendiri.

Sebaris dengan joglo, masih ada beberapa nama rumah adat yang memiliki bentuk arsitektur menarik dan mempunyai nilai sejarah. Berikut penjelasan lengkapnya.
Adanya berbagai macam rumah adat yang ada tidak hanya menjadi salah satu lambang kebudayaan. Tetapi juga merupakan salah satu lambang strata sosial bagi kehidupan masyarakat. Untuk melestarikan kebudayaan, tidak ada salahnya jika kita juga mengenal rumah adat Jawa Tengah ini.

Pada ulasan kali ini kita akan menggali cerita tentang beberapa rumah adat Jawa Tengah tersebut. Namun, sebelum kita beranjak untuk mengenalnya alangkah baiknya kita juga mengetahui tentang sejarah rumah adat. Sehingga kita menjadi paham tentang perkembangan rumah adat yang ada di Jawa Tengah.

Mencermati Sejarah Rumah Adat Jawa Tengah

Diantara kita mungkin tak banyak yang tahu tentang bagaimana sejarah rumah adat yang ada di Jawa Tengah. Kebanyakan, kita mungkin hanya mengerti tentang jenis rumah adat yang ada saja. Namun hanya sedikit yang berusaha untuk menyelami sejarahnya.

Jika kita lihat tentang arsitektur dari rumah Joglo, biasanya sangat khas sekali dengan arsitektur Jawa miliki. Tetapi, apakah kamu tahu bahwa ternyata arsitektur rumah adat ini juga banyak dipengaruhi oleh budaya dari agama Hindu. Apalagi agama Hindu kuno yang dulu merupakan agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Jawa Tengah.

Ini menandakan bahwa ajaran agam yang dianut oleh masyarakat juga mempengaruhi kondisi dari sosial masyarakat daerah tersebut. Dan juga ternyata tidak hanya sebatas kondisi sosialnya. Tetapi juga menyangkut kondisi arsitektur bangunan yang ada di daerah tersebut. Hal ini dapat kamu temukan dari daerah-daerah setempat dengan kondisi keagamaan yang berbeda.

Biasanya bangunan rumah adat yang masih terpelihara hampir dapat disandingkan dengan pura umat Hindu yang berasal dari India. Maka tak heran jika mengingat perkembangan agama hindu pada masa lalu menjadi salah satu pengaruh tentang kondisi lingkungan masyarakat.

Pengaruh tersebut terlihat tidak hanya dapat kita lihat dari budaya yang juga menjadi ‘tradisi’ masyarakat sekitar. Tetapi kamu dapat melihat pengaplikasiannya dengan bentuk rumah adat. Bentuknya yang seperti pura di India merupakan warisan dari penganut agama Hindu dari masa-masa terdahulu.

Maka semakin berjalannya waktu akan terdapat banyak ‘aliran’ arsitektur rumah adat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ini merupakan salah satu bentuk penyesuaian terhadap perubahan. Jadi kalian tidak perlu heran jika menemukan rumah Joglo yang berbeda dari bentuk yang biasanya.

Rumah Adat Jawa Tengah dan Penjelasannya

Rumah adat Jawa Tengah adalah salah satu warisan kebudayaan dari 34 provinsi di Indonesia. Terdapat 5 macam rumah adat di daerah Jawa Tengah yang perlu kamu ketahui untuk menambah wawasan kamu mengenai keragaman budaya. Berikut ini diantaranya.

Rumah Joglo

Rumah Joglo ialah rumah adat di daerah Jawa Tengah yang paling tersohor. Konon katanya, hanyalah orang kaya dan juga terpandang sajalah yang mampu untuk membangun rumah joglo ini. Dengan demikian mengatakan bahwa secara tidak langsung bahwa yang memiliki rumah adat Joglo ini menjadikan ukuran status sosial serta ekonomi bagi pemiliknya.

Joglo sendiri memiliki berbagai macam model diantaranya adalah Joglo Pangrawit, Sinom, Jompongan, dan Joglo Hageng. Rumah Joglo ini bukanlah sekadar rumah hunian seperti biasanya. Karena rumah adat Jawa tengah juga tak jauh berbeda dengan rumah adat Aceh, dimana setiap bagiannya memiliki nilai-nilai filosofi yang sangat tinggi.

Filosofi yang merupakan warisan serta nilai luhur dari nenek moyang kita tersebut terlihat dari bagian-bagian rumah Joglo beserta keterangan berikut:

Pendapa, merupakan bagian rumah yang gunanya untuk menjamu para tamu.
Pringgitan, ialah ruang tengah yang biasa digunakan untuk menerima tamu yang dimana mereka memiliki hubungan dekat antara pemilik rumah.
Omah ndalem atau juga omah njero merupakan ruang yang digunakan oleh keluarga berkumpul dan juga bercengkrama.Senthong, merupakan kamar tidur yang terbagi atas tiga yaitu senthong tengen (kamar kanan), kiwa (kiri), dan tengah.
Padepokan, yang merupakan tempat peribadatan, menenangkan diri, tempat perlindungan, dan juga kegiatan ataupun ritual yang sakral daripada masyarakat zaman dahulu.

Saka guru, tersusun dari empat pilar utama yang digunakan sebagai penyangga rumah dimana mewakili empat arah mata angin yaitu utara, selatan, barat, dan juga timur. Di dalam saka guru ini terdapat tumpang sari yang susunannya berpola terbalik.

Pintu rumah yang jumlahnya ada tiga. Tata letak pintu rumah yang pertama ini berada di tengah serta pintu dua di sisi kanan dan kiri memiliki lambang seperti kupu-kupu yang sedang mengembangkan sayap di dalam keluarga.

Rumah Panggang Pe

Rumah adat selanjutnya adalah Rumah Panggang Pe yang mempunyai empat sampai enam tiang. Untuk separuh tiang yang berada di bagian depan biasanya dibuat lebih pendek daripada tiang yang berada di bagian belakang. Di dalam cerita sejarah, rumah adat panggang pe ini dahulunya biasa digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus juga sebagai warung.

Rumah adat panggang pe sendiri memiliki beberapa jenis berbeda di antaranya Rumah jenis Gedhang Salirang, Gedhang Setangkep, Empyak Setangkep, Cere Gancet, Trajumas, dan juga jenis Barengan.

Untuk ketiga jenis rumah yang pertama mempunyai kesamaan yaitu berbentuk dua buah rumah yang disatukan. Sedangkan untuk jenis rumah trajumas memiliki enam tiang penyangga, dan juga rumah jenis barengan mempunyai dua atau lebih rumah panggang pe yang berderet-deret.

Rumah adat ini sebagian besar biasanya terbuat dari kayu tanpa dilapisi cat dengan atap dari genting. Untuk melihatnya, kamu dapat menemukan di daerah Jawa Tengah yang tak jauh dengan kota Yogyakarta.

Rumah Tajug

Selanjutnya adalah rumah adat Tajug. Rumah adat ini merupakan rumah adat Jawa Tengah yang mempunyai fungsi untuk tempat ibadah atau merupakan tempat yang sakral. Orang biasa tidak diperkenankan untuk membangun rumah adat ini dikarenakan kekhususannya tersebut.

Ciri khas rumah tajug dapat kamu lihat cirinya dari atap yang mempunyai bentuk bujur sangkar dengan ujungnya yang runcing. Terdapat banyak jenis rumah tajug yang dapat kita kenali antara lain Rumah Tajug Semar Sinongsong, Mangkurat, Lambang Sari, dan juga Rumah Tajug Semar Tinandu.

Bentuk rumah tajug sendiri dapat kamu temukan sampai saat ini seperti Masjid Agung Demak yang didirikan oleh para Walisongo pada zaman Kerajaan Demak.

Rumah Kampung

Rumah ini merupakan rumah adat Jawa Tengah yang bentuknya hampir serupa dengan rumah adat panggang pe. Memiliki dua teras pada bagian depan dan belakang rumahnya. Salah satu ciri khusus lainnya iala, rumah kampung ini memiliki tiang yang jumlahnya berkelipatan 4, dimulai dari 8, 12, 16, dan seterusnya.

Rumah adat kampung ini adalah rumah yang biasa digunakan oleh masyarakat menengah ke bawah, sehingga masih sangatlah mudah kamu temukan di daerah Jawa Tengah. Seperti jenis rumah-rumah yang lainnya, rumah kampung juga memiliki beberapa tipe seperti Rumah Kampung Pokok, Dara Gepak, Apitan, dan juga Pacul Gowang.

Rumah Limasan

Disebut rumah adat limasan karena rumah ini mempunyai bentuk atap seperti limas. Atap rumah mempunyai empat sisi, seperti rumah adat Sumatera Utara. Ada beberapa tipe limasan yang dikenal antara lain Semar Pindohong, Gajah Mungkur, Klabang Nyander, dan Limasan Lawakan.

Sesuai namanya, rumah adat limasan ini disebut limasan karena bentuk dari atapnya yang berbentuk sebuah limas. Atap rumah memiliki empat sisi, sama seperti rumah adat Sumatera Utara. Terdapat beberapa tipe limasan yang dapat kalian kenali antara lain Semar Pindohong, Gajah Mungkur, Klabang Nyander, dan Limasan Lawakan.

Semoga ulasan mengenai rumah adat Jawa Tengah ini membantu untuk menambah wawasan kita semua.