Hari Raya Idul Adha 1437 H – Hari senin kemarin, minggu kedua di bulan September 2016. Hari Idul Adha bagi umat muslim telah tiba. Dimana hari itu merupakan salah satu datangnya keberkahan di dalamnya. Dan bagiku, itu adalah hari untuk pertama kali aku bergembira untuk Idul Adha di luar rumah.
Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, aku diterima menjadi santri di Pesantren modern Sintesa untuk satu tahun kedepan. Itu berarti aku sedang berada dalam proses belajar disaat Idul Adha tiba.
Sebenarnya sih bisa saja aku pulang ke rumah dan merayakannya dengan keluargaku. Namun ingin kurasakan nuansa baru di tahun ini Idul Adha dengan cara berbeda. Berkumpul, merayakan dengan teman-teman baruku di tempat baru ini.
Mulai Bersiap Sebelum Subuh
Seperti biasa sesuai hari-hari sebelumnya di hari dan tahun lalu. Bersiap diri sebelum melaksanakan shalat Ied aku mulai dari sebelum subuh. Dan kebetulan disini kami santri Sintesa memang diwajibkan untuk itu.
Satu persatu kami mulai bangun dan membersihkan diri. Tujuh kamar mandi yang tersedia selalu siap menemani kami untuk bergegas. Sampai adzan subuh mulai dikumandangkan kami sudah siap untuk berdatangan ke Masjid Sintesa.
Kami memulai shalat subuh berjama’ah. Begitu berbeda saat itu, terlihat begitu ramai. Mungkin karena dalam nuansa Idul Adha yang akan dilaksanakan pada jam enam nanti, penduduk terdekat pun banyak yang berdatangan sebelum subuh.
Takbir Riuh Berkumandang
Seusai shalat Subuh berjamaah selesai dilaksanakan. Suasana Idul Adha pun mulai terasa. Kami mulai mengumandangkan takbir lewat mikropone. Bergantian dengan beberapa teman kami yang memang saat itu tidak memilih untuk pulang dahulu ke pondok kami.
Dari selepas subuh sampai masuk waktu dhuha, yaitu sekitar jam 6 pagi takbir terus kami kumandangkan. Mengisi sela-sela pagi, mengundang orang untuk datang meramaikan hari yang berkah tersebut.
Sampai jam setengah tujuh kami warga Sintesa dan juga warga sekitar masjid sudah duduk memenuhi masjid dan pelataran sekitarnya. Menunggu untuk dimulainya shalat.
Sampai tiba saatnya, kami pun memulai shalat dua rakaat dimana rakaat pertama dengan tujuh takbir dilanjutkan rakaat yang kedua dengan lima takbir. Kemudian dilanjutkan dengan khatib yang memberikan ceramah di hari itu.
Makan Bareng Warga Sekitar Pondok
Shalat Ied sudah selesai, kami warga Sintesa bersiap untuk acara selanjutnya. Sebenarnya aku sendiri sempat pulang sebentar sebelum akhirnya mendapatkan pencerahan dari salah seorang angkatan tiga bahwa sarapan akan dilakukan di Masjid beserta beberapa warga yang ikut berkumpul bersama.
Lalu aku dan beberapa teman yang tadi sempat pulang pun kembali menuju masjid secepatnya dan mulai bergabung dengan mereka, dimana waktu kami datang pas acara baru dimulai.
Aku pun langsung ikut gabung saja dengan mereka. Makan bersama seperti ini memang tak asing bagiku. Namun kegembiraan dan momen yang tepat seperti ini, bersama teman-teman baru di waktu yang penuh berkah memberikan hal yang berbeda, terasa lebih nikmat.
Penyembelihan Hewan Qurban
Setelah makan bareng selesai. Kami mulai untuk melakukan penyembelihan hewan Qurban. Ada beberapa sapi dan kambing yang sudah mendaftar untuk dijadikan Qurban. Kami dan beberapa warga pun bergiliran untuk menyucikan mereka. Hehe
Saat penyembelihan Qurban pun, tak lupa juga kami mengiringi proses tersebut dengan takbir. Dan dengan antusias pun beberapa teman dan warga mulai memisahkan kulit dan daging dari sapi yang sudah dipotong untuk kemudian dagingnya dibagi menjadi potongan yang lebih kecil lagi.
Ramai-ramai Memotong Daging
Kebetulan saya tidak ikut dalam proses penyembelihan Qurban. Namun ikut serta dalam pemotongan dagingnya, itu disebabkan karena keterbatasan pisau yang kami bawa ke tempat penyembelian tersebut.
Cukup banyak yang ikut untuk pemotongan daging Qurban. Daging yang sudah selesai dipotong harus ditimbang dulu untuk mengetahui total hasil pemotongan hewannya saat ada daging. Lalu baru dibawa ke area pemotongan.
Daging dipotong dalam ukuran kira-kira satu kilo. Ada beberapa juga dipotong lebih kecil sebagai pelengkap nanti jika potongan daging besar yang lainnya kurang. Semuanya saling bekerja sama agar pemotongan daging ini lebih cepat selesai sebelum waktu dhuhur tiba.
Penyelesaian Acara Qurban
Hari mulai menjelang siang. Pemotongan daging sudah sebagian besar selesai, beberapa diantara kami sudah beralih tugas untuk membungkus daging-daging tersebut. Dibagi setara satu sama lain dikantong plastic sebelum nantinya kami bagikan.
Ada sekitar 80 bungkus daging yang siap untuk dikirim ke rumah warga sekitar. Kami juga mengelompokkannya dengan jenis masing-masing seperti bungkus yang lebih banyak daging mendapatkan bobot yang lebih sedikit dan yang campur dengan lemak, kami tambahkan daging jerohan. Ini agar timbangan yang akan diterima warga menjadi lebih tepat dan tidak ada saling iri nantinya.
Sedangkan di pihak kami sendiri. Warga Sintesa juga mendapatkan jatah daging sesuai yang sudah disepakati sebelumnya. Kami membawa daging bagian kami pulang ke pondok sebelum nantinya diolah menjadi makanan yang layak saji.
Membuat Sate Daging di Pondok Sintesa
Sore hari sudah mulai datang. Pagi hari yang penuh takbir tadi pun masih terasa keberadaannya. Dan masih akan terdengar takbir yang penuh berkah ini selama tiga hari kedepan.
Begitu pula di Pondok kami, Sintesa. Kami memiliki cara tersendiri untuk mengisi acara sore hari itu. Daging berkah hasil penyembelihan Qurban tadi kami coba olah menjadi makanan yang menjadi favorit sebagian besar orang. Sate daging.
Tugas pun dibagi. Beberapa orang memotong daging kecil-kecil, ada pula yang membeli dan mempersiapkan bumbu, dan membangun tungku sate dadakan di depan pondok. Sebagian yang lainnya mulai menyusun potongan daging tadi pada tusuk daging sate.
Setelah semua tusukan daging sate siap, lalu dilumuri dengan bumbu yang sudah jadi baru kami kemudian kami beramai-ramai membakarnya di tungku sate dadakan tadi. Cukup seru juga saat itu. Bahkan karena beberapa dari kami mungkin belum terbiasa untuk memanggang sate, jadinya ada juga yang sampai gosong.
begitulah, akhirnya setelah semua sate yang kami bakar matang. Kami bersama-sama menyantap hidangan tersebut dipadukan dengan bumbu sambal dan juga makanan utama kami, nasi putih.
Hari itu sungguh nikmat rasanya, berkumpul dengan teman-teman yang cukup akrab walaupun kami masih sebulan disini. Ditemani dengan makanan yang penuh berkah dari hasil Qurban. Alhamdulillah. Selamat Hari Raya Idul Adha bagi para ummat muslim di seluruh Dunia.